Senin, 24 November 2014

Jadi sudah halalkah makananmu? Bag.1

Oke kali ini saya tidak akan menuliskan hadist atau sejenisnya karena pastinya teman-teman sekalian sudah banyak yang tahu dan jauh lebih paham dari saya. Siapalah saya ini. Ustadzah bukan, ulama bukan, sholihah pun masih dipertanyakan.

Oke lanjut, hanya sekedar ingin berbagi ilmu. Tentang apa yang ada disekitar kita. Tentang sesuatu yang akan menjadi darah dan daging. Menjadi salah satu faktor keberkahan. Halah ngomong opo iki.
Tentang yang halal dan haram, atau sesuatu yang terlihat halal tapi sebenarnya entah (ini yang lebih berbahaya). Sebagai omnivora alias pemakan segala, tentu kita harus paham betul apa yang kita makan. Kalau sayuran mungkin saja kita bisa tenang, tapi kalau daging? Hayoo, siapa yang kalau beli daging nggak pakai ilmu? Saya tidak tunjuk jari karena saya tidak penah beli daging. Hihihi.

Begini, ada beberapa cara untuk membedakan antara daging sapid an daging babi.

1. Dari segi warna
Daging sapi berwarna merah tua, sedangkan daging sapi berwarna merah muda. Ini disebabkan karena babi tidak banyak bergerak (dia nggak pernah move on hihihi). Tapi, ingat, ada satu jenis babi yang banyak gerak, namanya babi hutan atau celeng. Daging babi hutan warnanya lebih merah dibandingkan dengan daging babi pada umumnya. Jadi, tetap kita harus waspada.

2. Lemak
Lemak pada daging sapi berwarna putih padat. Apabila dalam suhu kamar (suhu ruangan biasa) lemak sapi padat dan bisa ‘diteteli’. Sedangkan lemak babi berwana kuning, basah dan lengket.

3. Serat
Serat pada daging sapi, lebih padat. Lebih liat. Sedangkan serat pada daging babi lebih empuk.

4. Aroma
Kalau daging sapi khas daging sapi, kalau daging babi khas daging babi. Hehehe. Bercanda. As you know, daging sapi kan kayak gitu aromanya. Nah kalau daging babi, baunya wengur. Ada yang tahu wengur? Tengik campur pesing. Kenapa tengik? Karena daging babi itu tebal lemaknya, sehingga mudah teroksidasi. Minyak yang teroksidasi akan menyebabkan bau tengik. Lalu kenapa pesing? Karena kantong urin babi bocor, sehingga urine meresap ke daging.

5. Harga
Harga daging sapi mahal, apalagi untuk anak kos seperti saya :D. Harga daging sapi sama dimanapun itu. Tapi kalau harga daging babi tergantung. Kalau lemaknya tebal, harganya lebih murah. Kalau lemaknya tipis, harga lebih mahal.

Lalu kalau sudah diolah bagaimana?
Ada beberapa perbedaan. Setidaknya bisa kita lihat dari 3 cara berikut.

1. Aroma Kuah
Hasil masakan daging sapi, aromanya segar. Sedangkan aroma olahan babi, aromanya bikin eneg.

2. Penampilan kuah
Masakan daging sapi mempunyai tampilan kuah yang bening. Sedangkan daging babi punya tampilan kuah yang berminyak.

3. Uap
Uap yang keluar dari masakan hasil olahan daging sapi, tipis dan mudah menguap. Sedangkan hasil olahan daging babi, tebal (banyak uap) dan lebih sulit menguap.

Selain itu tentu saja bisa kita lihat dari segi harga. Masakan dengan daging sapi tentu saja harganya waow (bagi anak kos sih), sedangkan masakan olahan daging babi harganya lebih miring.
Mungkin kita bisa saja menghindari kalau keduanya terpisah, lalu bagaimana kalau sudah tercampur. Apalagi banyak penjual-penjual di Indonesia yang tidak punya alat penggiling daging sendiri. Ditambah lagi kurang ilmu tentang mana tempat penggilingan daging daging yang oke dan mana yang memble. Sebagai informasi saja, ada beberapa pasar di Jogja yang ada tempat menggiling dagingnya yang masih dicampur antara daging babi dan sapi. Pasar pathuk Jogja misalnya, pada pasara ini semua penggilingan daging masih bercampur antara penggilingan daging satu dengan yang lain. Pada pasar Bringharjo, terdapat penggilingan daging yang masih bercampur (tidak semua tempat penggilingan daging). Sebagai bonus tambahan informasi, di pasar Terban masih banyak penjual nakal yang menjual ayam tiren.

To be continued 

Tidak ada komentar: